Nasib Ritel Bagaimana! Blibli Caplok RANC & GoTo Masuk MPPA

Nasib Ritel Blibli Caplok RANC & GoTo Masuk MPPA

Finkle.ca – Perusahaan e-commerce, PT Global Digital Niaga atau lebih dikenal dengan Blibli.com dari Grup Djarum sedang dalam proses negosiasi akuisisi PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) atau Manajer Pasar Peternakan. Dalam keterangan resmi perusahaan di media yang dipublikasikan Kamis (16/9) lalu, Blibli telah mengakuisisi kepemilikan 7 entitas kontributornya. dikutip dari cnbc Indonesia Rencana Blibli untuk mengakuisisi lebih dari 51% saham RANC disebut-sebut sebagai upaya perusahaan untuk mengembangkan ekosistem bisnisnya. CEO dan co-founder Blibli Kusumo Martanto mengatakan kepada CNBC Indonesia bahwa perusahaan terus fokus untuk membangun kepercayaan, memberikan pengalaman ritel terbaik, dan memastikan kepatuhan. Ia menjelaskan, rencana strategis ini sejalan dengan langkah perusahaan untuk menumbuhkan bisnis yang sudah kuat. Dengan menjadi solusi bagi seluruh pemangku kepentingan yang hadir dalam ekosistem bisnis.

Sebelumnya, PT Application Karya Anak Bangsa alias Gojek, sebuah startup teknologi, mengakuisisi 4,76% saham emiten ritel milik Grup Lippo, Matahari Putra Prima atau MPPA. Gojek mengakuisisi saham MPPA melalui unit usahanya PT Pradipa Darpa Bangsa / dari pemegang saham utama MPPA, Multipolar atau MLPL. Gojek, yang bersama Tokopedia menciptakan grup bisnis GoTo, ingin mengintegrasikan bisnis digital dengan ritel tradisional, sementara MPPA juga diuntungkan dengan memperluas jangkauan konsumen melalui platform online. Dengan masuknya Gojek, penjualan MPPA yang merupakan pengelola Hypermart Center for Shopping and Wholesale meningkat pesat karena melalui platform online. Akhir Juni lalu, Sekretaris Perusahaan MPPA Danny Kojongian mengungkapkan penjualan online meningkat signifikan, terutama dalam sepekan terakhir, mencapai 8% dari total penjualan. “Penjualan online melalui platform Tokopedia berkinerja sangat baik, kami telah mencapai lebih dari 1.600 pesanan penjualan dalam beberapa hari terakhir dengan 1.900 pesanan penjualan tertinggi dalam satu hari,” kata Danny dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6/). . 2021). Selain itu, Hypermart juga terintegrasi untuk melakukan penjualan online melalui platform GoMart buatan Gojek. Masuknya Gojek ke Hypermart dan akuisisi Rach Market oleh Blibli dapat menjadi bagian dari masa depan industri ritel Indonesia yang semakin terintegrasi dengan perusahaan teknologi, terutama yang bergerak di bidang e-commerce. Hal ini mengingat pangsa pasar ritel tradisional semakin tergerus dengan hadirnya e-commerce yang bersaing memperebutkan pangsa pasar serupa.

Tidak ada e-commerce lain yang menyarankan itu akan mengambil alih bisnis ritel tradisional. Bukalapak, emiten baru yang tercatat lebih fokus mengembangkan dan memberdayakan UMKM, sementara e-commerce dari Singapura, Shopee telah mulai mengembangkan platform baru bernama Shopee Mall yang telah menyetujui tenant sehingga diharapkan Anda dapat memberikan pengalaman berbelanja yang dapat menyaingi retail tradisional. Sementara itu, raksasa lainnya, Grab juga memiliki platform yang mirip dengan Gojek, yakni GrabMart. Banyak perusahaan retail seperti Hypermart, Rach Market dan Lotte Mart juga menjual produknya di platform ini. Memang, semua emiten ritel menyadari perlunya transformasi digital untuk menjangkau lebih banyak konsumen di platform online, tetapi kemampuan teknologi yang terbatas dan awal yang bisa dibilang terlambat membuat pilihan untuk bekerja dengan platform yang berpengalaman menjadi lebih mudah. Hal ini terlihat dari kegagalan MatahariMall bersaing di platform internet untuk membangun online marketplace. Sementara itu, perusahaan e-commerce dan teknologi juga mendapat manfaat dari persediaan dan jaringan distribusi pengecer tradisional yang luas, memungkinkan mereka untuk memperluas segmen bisnis mereka.

Eksportir ritel yang putus asa selamat dari pandemi mulai menunjukkan rebound di pertengahan tahun ini, salah satunya didorong oleh belanja liburan yang turun sebelum semester pertama berakhir. Tapi apakah pemulihan ini hanya sesaat, ataukah parade ritel tradisional melawan gempuran e-commerce? Bisa jadi, meskipun peluang untuk bergabung dengan ekosistem digital juga sangat memungkinkan di masa depan.